Soekarno memiliki beragam konsep revolusi terbukti dengan gagasan-gagasannya di tahun sebelum kemerdekaan atau pada jaman pergerakan 1926. Konsistensi gagasan tersebut sebenarnya memiliki kesamaan tujuan revolusi, namun perbedaannya terletak didalam implenmentasi yang di pengaruhi faktor kedudukan/kekuasaan, kondisi serta situtasi mayarakat Indonesia. Dasar revolusi Soekarno adalah landanasan tuntutan budi nurani manusia (Dalam buku Wuryadi, 2005: 6-11). Setiap persoalan revolusi harus kembali kedasar landansan tersebut. Soekarno menguraikan revolusi nasional dengan tujuan sosialisme Indonesia serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Revolusi Soekarno mencakup semua sendi-sendi masyarakat sehingga sering disebut revolusi nasional, ada tiga konsep dalam revolusi Soekarno di era 1945-1967 yaitu, revolusi sosial, revolusi politik dan revolusi ekonomi.
Revolusi sosial
Revolusi sosial yang menjadi mayority dalam revolusi asia tidak luput pengaruhnya di Indonesia. Soekarno memberikan jawaban akan revolusi sosial dalam ranah konsitusi maupun bermasyarakat.Konsep revolusi Soekarno mampu menjawab problematik sosial masyarakat Indonesia yang memiliki khas revolusi dan memiliki tujuan yang berbeda, sehingga memposisikan revolusi Indonesia berbeda dengan revolusi-revolusi lainnya. Konsep Revolusi sosial Soekarno yaitu :
A. Kemerdekaan
Soekarno menelaah kemerdekaan bukan sekedar kebebasan rakyat Indonesia dengan kaum penjajah saja. Lebih kepada nilai-nilai kemerdekaan itu sendiri. Orientasi itu terarah kepada keengsaraan kaum marhaen atau rakyat tertindas, dari jaman kerajaan kaum marhaen tidak memiliki kebebasan secara verbal. Kaum marhaen terdahulu diatur dan dibonekakan oleh raja-raja dengan bungkus feodalisme dan kerangka monaraki yang merasukinya. Kemerdekaan bangsa Indonesia memiliki sebuah garis revolusi yaitu terbebasnya kaum marhaen dari sistem penindasan apapun. Kemerdekaan bangsa Indonesia merupakan kemerdekaan yang terbebas dari belenggu Kapitalisme dan Imperialisme maupun modern Imperialism.
B. Persatuan dan kesatuan.
Soekarno adalah seorang pemikir yang benar-benar gandrung pada persatuan. Pernah suatu ketika Soekarno berkata bahwa pemikirannya tentang persatuan itu akan ia pertahankan terus sampai ia mati. Benar saja, karena memegang teguh pendiriannya itu, Soekarno jatuh dari kekuasaannya (Dalam buku Sjamsuddin, 1988:165). Soekarno sering memperkenalkan istilah-istilah, simbol-simbol dan jargon-jargon. Soekarno mengakui sendiri hal itu dalam pidatonya ketika menyampaikan dasar negara Pancasila 1 juni 1945, bahwa ia sangat senang dengan “simbolik”.
Secara sosial Soekarno menginginkan persatuan dan kesatuan rakyat Indonesia dalam mengatasi polemik sosial bahkan mengarapkan terhapusnya disintrgrasi bangsa yang timbul akibat pertukaran sosial bangsa Indonesia dengani bangsa lain. Maknanya adalah keselaran pandangan yang berharap akan sebuah kesejahteraan bersama demi tujuan sosialisme Indonesia tanpa adanya penghisapan satu Negara ke Negara lain dan satu manusia kemanusia lain, hanya itu yang menjadi garis pokok mengenai konsep perstuan dan kesatuan Soekarno.
Revolusi politik
Soekarno dalam sikap politik pada tahun 1945 tidak begitu ditonjolkan dikarenakan pihak sekutu barat menganggap kolaborator jepang bahkan boneka jepang, dan pihak sekutu dan belanda tidak menginginkan untuk membuka perundingan dengan Soekarno karena menganggap Soekarno penjahat perang (Dalam buku Hidayat, 2016:78), Kembali kedalam taktik perjuangan Soekarno, bahwa sikap politik Soekarno dalam nuansa revolusi dipengaruhi faktor social, politik dan ekonomi baik dalam negeri maupun dunia internaisonal.
Untuk mendobrak dan membangun revolusi Soekarno haruis Menghilangkan kesengsaraan rakyat pada periode revolusi investmen sebelumnya dan menekankan nilai dan makna kemerdekaan pada masa revolusi survival. Revolusi politik Soekarno terlihat jelas ketika Soekarno meramu alam pikirannya atas dasar tuntutan The social conscience of man (Dalam buku Wuryadi, 2005: 6-11). Tuntutan dan Tekanannya bahwa politik dalam sistem ketatanegaraan maupun dalam bermasyarakat harus mengedepankan tuntutan budi nurani manusia. Secara garis besar letak revolusinya bahwa setiap hal politik dalam revolusi harus memerhatikan segi humanity (kemanusian). Terdiri dari konsep Partai pelopor dan Demokrasi.
A. Partai pelopor
Pergerakan radikal harus pula didasari gerakan yang insyaf. Dalam artian sadar dan mengerti tujuan revolusi. Sehingga masyarakat jelata tidak onbewust, tidak hanya sekedar membajiri lautan revolusi, tidak hanya sekedar pergerakan ribuan bahkan miliyunan orang. Massa aksi yang diharapkan adalah massa aksi yang insyaf dan bewust bersifatkan Radikal. “Mentjapai Indonesia Merdeka”, adalah tulisan Soekarno yang menjelaskan tentang satu kekuatan partai yang sangat besar.
Partai pelopor yang disebut adalah berfungsi untuk menggiring massa menuju kesadaran dan bergerak dengan radikal menentang segala bentuk penindasan. Partai yang diharapkan Soekarno mampu memberikan penyadaran serta pendidikan demi terwujudnya cita-cita revolusi. Soekarno menegaskan bahwa partai pelopor yang akan menggiring massa menuju keradikalan dan kemenangan adalah satu partai saja (one-party system) dan tidak perlu banyak partai. Asas yang harus dianut oleh partai pelopor sebagai wujud ideal bagi wadah demi kelncaran revolusi, ada dua. Pertama, asas “sosio-demokrasi. Kedua “sosionasionalisme”.
B. Demokrasi
Terlihat sekali walaupun Soekarno menghendaki satu partai saja, Soekarno tetap memberikan perhatian Terhadap masalah demokrasi. Namun perlu ditekankan lagidemokrasi yang Soekarno maksudkan bukanlah demokrasi Barat yang menurut Soekarno hanya menjamin hak rakyat pada persamaan bidang politik, sedangkan hak-hak untuk persamaan ekonomi sama sekali ditinggalkan. Soekarno menganggap demokrasi barat tidak cocok dengn Indonesia. Sehingga sikap antipatinya itu bukan asal sikap yang tidak menggunakan pertimbangan sama sekali.
Perstauan dan kesatuan harapan Soekarno terilhami dari Konsepsi mengenai democratisch centralisme. Ide Soekarno mengenai democratisch centralisme dapat dilihat kesinambungannya ketika Indonesia dalam tahap menyususn UUD yang akan dijadikan konstitusi Negara Indonesia Merdeka dengan mengupayakan sistem presidensil, pendirian PNI-Staatspartij dan diterapkannya demokrasi terpimpin yang semua itu mempunyai hubungan langsung dengan ide democratisch centralism yang berdasarkan cita-cita persatuan Indonesia.
Revolusi Ekonomi
Dalam buku yang saya baca (Al-rahab, 2014:ix) terdapat penjelasan yang menyatakan Revolusi Ekonomi harapan Soekarno adalah ekonomi yang terbebas dari dependet capitalis (terjadi dimasa sekarang). Hal ini sudah disampaikan Soekarno dalam pidato 17 agustus 1965. Yaitu ketergantungan kepada negera-negara kapitalis kaya. Memaksa pembagian kerja Internasional, membangun industri-industri berteknologi tinggi yang memberikan nilai tambah, sehingga proses eklpoitasi ekonomi Indonesia secara tidak lngsung akan berjalan hidden continue dalam artian diranah konstitusi sendiri menolak adanya system najis tersebut tetapi dalam masyarakat mengagungkan bahkan ketergantungan dengan sistem ekonomi tersebut tak lain adalah kapitalisme dan imperalisme modern dan itu kita akui keberdaanya di era kontemporer sekarang.
Terbaru
Terlama
Terbaik