Sekolah Konvensional
Definisi konvensioanl adalah bentuk alami dari apa yang mengikuti jalur normal, dan diterima secara umum. Konvensional Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti berdasarkan konvensi (perjanjian) bersama (adat, adat, pemakaian, dsb). Jenis tradisional dapat disebut kasus tradisional yang telah berkembang dan dikenal luas di masyarakat (Kumparan, 2020). Sekolah tradisional adalah sekolah yang mengikuti adat atau kebiasaan umum atau umum. Setiap sekolah memiliki pembelajaran tradisionalnya sendiri.
Menurut Djamarah (1996), metode pembelajaran konvensional disebut pembelajaran tradisional atau metode ceramah karena selalu digunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan siswa dalam proses belajar mengajar. Dalam pelajaran sejarah, metode tradisional ditandai dengan ceramah dengan penjelasan dan pembagian tugas dan latihan. Burrowes dalam Juliantara 2009:7 memberikan konten dalam pembelajaran tradisional tanpa memberikan waktu yang cukup kepada siswa untuk memikirkan materi yang disajikan, mengaitkannya dengan pengetahuan sebelumnya, atau menerapkannya pada situasi dunia nyata, katanya fokus pada pengajian. Pembelajaran tradisional atau konvensional memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pembelajaran berpusat pada guru,
2. Terjadi passive learning,
3. Interaksi di antara siswa kurang,
4. Tidak ada kelompok-kelompok kooperatif,
5. Penilaian bersifat sporadis.
Menurut Hannafin dari Juliantara 2009, model pembelajaran tradisional atau konvensioanl sering digunakan oleh guru kelas. Guru dianggap sebagai pusat pendidikan, tetapi siswa hanya menerimanya secara pasif, tanpa berperan aktif dalam pencarian informasi. Oleh karena itu, penawaran guru dan perbandingan materi melengkapi referensi guru.
Dalam model tradisional ini, siswa belajar lebih banyak dengan mendengarkan penjelasan guru di depan kelas dan mengerjakan tugas saat guru mengajukan pertanyaan latihan dan pekerjaan rumah kepada siswa. Sebagai pendengar, guru dengan cermat mencatat penjelasan guru dan guru memberikan lebih banyak informasi sambil mendengarkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sunarto 2009:40, dimana dalam pembelajaran konvensiona; siswa ditempatkan sebagai objek pembelajaran yang berperan sebagai penerima informasi yang pasif.
Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru menekankan pentingnya kegiatan guru dalam mengajar siswa. Peserta didik bertindak sebagai pengikut dan penerima pasif dari pembelajaran sepihak. Peran guru bukan lagi sebagai perantara dan fasilitator yang baik, tetapi guru memiliki kekuatan untuk belajar. Oleh karena itu, pembelajaran tradisional menganggap bahwa mata pelajaran terstruktur dan didominasi oleh guru, sedangkan pada saat yang sama siswa memiliki kebutuhan dan perlakuan yang sama, sehingga siswa mengikuti dan menerima kegiatan yang dilakukan, ditampilkan sebagai pribadi.
Terbaru
Terlama
Terbaik